8:58 AM 7/5/2009, ANTz wrote :
Ketika itu aku sedang berlari
Berlari... berlari...
dan terus berlari...
Nun jauh disana,
aku melihat sebuah piala
Aku tersenyum, yah... piala itu
Dan aku terus berlari...
Hingga mendapatkannya
Berlari... berlari...
dan terus berlari...
Nun jauh disana,
aku melihat sebuah piala
Aku tersenyum, yah... piala itu
Dan aku terus berlari...
Hingga mendapatkannya
Braaaak... Bummmm...
Aku mendapati diriku terpelanting
jatuh hingga terduduk
Aku melihat sekelilingku
Tidak ada... tidak ada... sesuatupun
Sejenak aku terdiam
Akh... mungkin hanya khayalan
Aku melihat pialaku,
bersinar diguyur mentari
Aku kembali bangkit
Duuug... terjatuh
Aku mencoba bangun
Braaaak... kembali jatuh
Dan untuk kesekian kalinya
Bummmm...
Aku terhempas...
terhempas hingga memeluk bumi
Aku mendapati diriku terpelanting
jatuh hingga terduduk
Aku melihat sekelilingku
Tidak ada... tidak ada... sesuatupun
Sejenak aku terdiam
Akh... mungkin hanya khayalan
Aku melihat pialaku,
bersinar diguyur mentari
Aku kembali bangkit
Duuug... terjatuh
Aku mencoba bangun
Braaaak... kembali jatuh
Dan untuk kesekian kalinya
Bummmm...
Aku terhempas...
terhempas hingga memeluk bumi
Mentari terus berputar
Dan bulan pun datang kembali
Kedua penguasa datang silih berganti
Aku mendapati diriku masih memeluk bumi
Dan bulan pun datang kembali
Kedua penguasa datang silih berganti
Aku mendapati diriku masih memeluk bumi
Beragam manusia melewatiku
menuju piala mereka masing-masing
Riang raut muka terpancar erat
kaum muda...
kaum paruh baya...
jompo manula...
teruna-teruna...
Bercengkrama, memimpikan asa
menuju piala mereka masing-masing
Riang raut muka terpancar erat
kaum muda...
kaum paruh baya...
jompo manula...
teruna-teruna...
Bercengkrama, memimpikan asa
Aku masih terbenam disana
gundah gulana memecah langit
merutuki ketidaknyanaan
keluh kesah menggapai Penguasa
gundah gulana memecah langit
merutuki ketidaknyanaan
keluh kesah menggapai Penguasa
Hingga mahluk-mahluk itu datang
mencandaiku, mengajakku bermain...
Di tengah lelapku
aku bermain,
menikmati kembali masa kecilku
Di tengah gundahku
aku bermimpi,
memimpikan bintang di langit
Di mana pialaku ?
Aku tidak melihatnya lagi
Aku tidak peduli lagi
mencandaiku, mengajakku bermain...
Di tengah lelapku
aku bermain,
menikmati kembali masa kecilku
Di tengah gundahku
aku bermimpi,
memimpikan bintang di langit
Di mana pialaku ?
Aku tidak melihatnya lagi
Aku tidak peduli lagi
Kami terus bermain
mencari hal-hal baru
berburu petualangan lain
menikmati kegembiraan
mencari hal-hal baru
berburu petualangan lain
menikmati kegembiraan
Akh... aku melupakan segalanya
Aku terseret dalam kepolosan
Aku terhanyut dalam keluguan
with respect,
Aku terseret dalam kepolosan
Aku terhanyut dalam keluguan
Seakan hari tidak pernah habis
Sampai di satu masa
Aku mendapati diriku
Berdiri...
Berjalan...
Tertatih...
Aku mendapati diriku
Berdiri...
Berjalan...
Tertatih...
Akh... piala itu kembali terlihat
Beragam manusia berlaku sama
Terhipnotis oleh keberadaan
kedagingan kembali merasuk
Aku ingin berlari...
Berlari... yah.. berlari...
TIDAK, aku tidak ingin berlari lagi
Aku ingin terbang...
benar... terbang
seperti rajawali
perkasa menantang langit
Beragam manusia berlaku sama
Terhipnotis oleh keberadaan
kedagingan kembali merasuk
Aku ingin berlari...
Berlari... yah.. berlari...
TIDAK, aku tidak ingin berlari lagi
Aku ingin terbang...
benar... terbang
seperti rajawali
perkasa menantang langit
Aku melupakan segalanya
piala itu kembali membiusku
melayang mengawang-awang
melupakan apa yang ada dalam tubuhku
ketidaksempurnaan yang absolut
piala itu kembali membiusku
melayang mengawang-awang
melupakan apa yang ada dalam tubuhku
ketidaksempurnaan yang absolut
Aku lupa
bahwa aku bisa terjatuh
Aku lupa
bahwa aku bisa terjerembab
Aku lupa
bahwa aku bisa terkulai
bahwa aku bisa terjatuh
Aku lupa
bahwa aku bisa terjerembab
Aku lupa
bahwa aku bisa terkulai
Aku lupa dari semuannya itu
bahwa di dalam kelemahanku
kuasa-Nya menjadi sempurna
bahwa di dalam kelemahanku
kuasa-Nya menjadi sempurna
Piala itu tetap menggodaku
mengajarku menyadari segala sesuatu
ketenangan adalah senjataku
kesabaran adalah perisaiku
kegembiraan adalah obatku
kelemahan adalah kekuatanku
mengajarku menyadari segala sesuatu
ketenangan adalah senjataku
kesabaran adalah perisaiku
kegembiraan adalah obatku
kelemahan adalah kekuatanku
Saat aku perkasa, aku akan terbang
Saat aku kuat, aku akan berlari
Saat aku lemah, aku akan berjalan
Saat aku sakit, aku akan berdiam
Saat aku kuat, aku akan berlari
Saat aku lemah, aku akan berjalan
Saat aku sakit, aku akan berdiam
Kemanakah aku dapat pergi
menjauhi sang Penguasa
Jika aku mendaki ke langit,
Engkau ada di sana
Jika aku terbang dengan sayap fajar,
Engkau akan menuntun aku,
Jika aku membuat kediaman di ujung laut,
Engkau memegang aku.
menjauhi sang Penguasa
Jika aku mendaki ke langit,
Engkau ada di sana
Jika aku terbang dengan sayap fajar,
Engkau akan menuntun aku,
Jika aku membuat kediaman di ujung laut,
Engkau memegang aku.
with respect,
:> ANTz
0 comments:
Post a Comment